Sabtu, 16 Juli 2016

GASTRITIS


Jangan pernah anggap sepele penyakit lambung yang juga dikenal dengan sakit maag ini. Banyak orang mengganggap gangguan ini sebagai sakit perut biasa. Padahal, jika dibiarkan bisa berakibat fatal, yakni resiko kanker. Gastritis sendiri disebabkan oleh adanya peradangan pada mukosa lambung akibat tingginya produksi asam dalam lambung.

Akibatnya, sejumlah keluhan akan dialami oleh penderitanya, diantaranya meliputi rasa perih di sekitar area ulu hati, perut kembung, bersendawa, sesak nafas, mual, bahkan muntah-muntah.

Perut yang kosong ditambah dengan asupan makanan dan minuman tertentu seperti yang bercitarasa pedas, asam, kopi, dan alkohol serta kondisi pikiran yang stres, disinyalir menjadi pemicu utama timbulnya serangan maag.

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan terjadinya gastritis akut maupun kronis, diantaranya meliputi aspirin, naproxen (Aleve dan Anaprox), dan ibuprofen ((Advil, Motrin, dll).

Selain faktor-faktor tersebut, penyebab lain timbulnya penyakit gastritis dapat berupa infeksi bakteri heliobacter pylori, dimana keberadaannya dapat ditemukan pada lapisan selaput lendir dalam lambung. Jika bakteri ini terus berkembang biak, lama kelamaan, tukak dapat terjadi dalam lambung. Efek selanjutnya, kanker lambung.

Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa jenis bakteri penyebab gastritis ini dapat ditularkan dari orang ke orang melalui makanan dan air.

Karena itu, infeksi dapat dicegah dengan sanitasi yang baik sebelum Anda makan, misalnya dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan atau dengan memastikan bahwa makanan yang Anda masak, telah matang sepenuhnya.

Ada dua jenis gastritis yakni gastritis akut dan gastritis kronis. Jika gastritis yang Anda derita terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung hanya dalam waktu yang singkat, ini dikenal dengan gastritis akut.

Namun, jika gastritis yang terjadi bersifat berkepanjangan dan berkembang secara bertahap, maka dapat dikatakan bahwa Anda menderita gastritis kronis.

Jika dibiarkan dan diabaikan terlalu lama, penyakit gastritis dapat menyebabkan erosi pada mukosa lambung, perdarahan lambung, borok pada lambung, bahkan kanker.

Umumnya, pengobatan gastritis akan disesuaikan dengan faktor penyebab penyakit ini menyerang tubuh Anda. Karena itu, berkonsultasilah dengan dokter dan ceritakan riwayat kesehatan Anda secara lengkap. Ini akan membantu dokter Anda untuk menganalisis dan menegakkan diagnosa guna menentukan perawatan apa yang tepat untuk Anda.

Gastritis akut yang umumnya disebabkan oleh konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu, dapat diatasi dengan menghentikan penggunaan zat-zat tersebut.

Sedangkan, gastritis kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri heliobacter pylori, dapat diatasi dengan konsumsi obat-obatan bersifat antibiotik guna memberantas keberadaan bakteri tersebut dalam lambung Anda.

Beberapa jenis antibiotik yang sering diberikan, bisa jadi berupa amoksilin, klaritromisin (Biaxin), metronidazol, dan tetrasiklin.
Untuk menurunkan kadar asam yang tinggi dalam lambung Anda, boleh jadi dokter memberikan Anda obat jenis antasida, dimana selain menetralisir asam lambung berlebih, obat golongan ini juga mampu meredakan nyeri yang terjadi dan membantu pengeluaran gas yang timbul dari saluran pencernaan.

Jika Anda diresepkan obat jenis ini, pastikan untuk tidak mengonsumsi obat-obatan lain secara berbarengan agar tidak terjadi kontraindikasi yang tidak diinginkan. Konsumsi antasida dapat dilakukan dua jam sebelum atau sesudah obat lain dikonsumsi.

Pengingat lain, sekalipun keluhan nyeri dapat hilang, konsumsi antasida sebenarnya tidak bersifat menyembuhkan melainkan hanya mengurangi gejala yang terjadi.

Penggunaan antasida dalam dosis besar dan dalam kurun waktu yang panjang dapat meningkatkan resiko osteoporosis, ensefalopati, dan gangguan fungsi ginjal.

Karena sifat antasida hanya mengurangi asam, seringkali dokter akan memberikan rujukan obat lain berupa proton pump inhibitor guna mengontrol produksi asam berlebih dalam lambung.

Waspadalah terhadap dosis yang tinggi dari penggunaan obat ini, dimana efeknya dapat meningkatkan resiko patah tulang pada pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.

Jika ditemukan luka pada mukosa lambung, dokter akan meresepkan obat jenis sukralfat. Di dalam lambung, sukralfat akan menempel pada selaput dan membentuk lapisan guna melindungi selaput mukosa lambung dari gesekan penyebab iritasi/luka.

Meski begitu, obat ini pun tidak bersifat menyembuhkan luka. Dibutuhkan obat jenis fucoidan dalam hal ini. Selain berfungsi seperti sukralfat, fucoidan berperan dalam memicu kecepatan degenerasi sel luka pada lambung sekaligus memakan bakteri penyebab gastritis pada lambung.

0 komentar:

Posting Komentar