Jantung adalah pusat peredaran darah di dalam dada yang terus menerus memompakan darah ke seluruh bagian tubuh selama hidup seseorang.
Tugas utama jantung adalah memompakan darah merah yang kaya akan oksigen dan nutrisi, melalui arteri besar (disebut aorta) ke seluruh bagian tubuh. Bila oksigen telah diserap oleh jaringan tubuh, pembuluh darah balik (vena) mengalirkan darah yang miskin oksigen dan berwarna biru kembali ke jantung.
Lebih Jauh Tentang Arteri Koronaria
Arteri koronaria keluar dari aorta (pembuluh darah utama yang besar), kemudian bercabang dua menjadi arteri koronaria kiri dan kanan yang berdiameter lebih kecil yaitu- 3-4 milimeter. Keduanya melewati permukaan jantung, saling bertemu di bagian belakang dan hampir membentuk lingkaran. Karena bentuknya menyerupai mahkota (crown), maka para dokter jaman dulu menyebutnya arteri koronaria (coronary artery).
Arteri koronaria bentuknya sama dengan arteri (pembuluh nadi) lain, namun tetap berbeda karena darah hanya dapat mengalir melalui pembuluh ini ke jantung di antara dua denyutan, yaitu saat rileks. Ketika otot jantung berkontraksi, tekanannya terlalu besar sehingga darah tidak dapat melewati otot jantung. Ini berarti jantung memerlukan jaringan kerja yang efisien dari pembuluh darah halus tersebut (arteri koronaria) pada otot jantung untuk mendapatkan darah yang diperlukan. Pada PJK, arteri koronaria menjadi sempit (seperti pipa air yang tersumbat dalamnya) sehingga otot-otot jantung kekurangan suplai darah dan oksigen.
Apakah Penyakit Jantung Koroner itu?
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah jenis gangguan pada jantung yang paling sering ditemui dan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Kondisi ini terjadi ketika arteri koronaria, pembuluh darah yang mensuplai darah kaya oksigen ke organ jantung, menyempit atau tersumbat oleh adanya suatu plak. Penumpukan plak ini mengurangi ruang gerak dari aliran darah. Kurangnya aliran darah dapat menyebabkan otot jantung ‘kelaparan’ dan dapat menimbulkan nyeri dada. Apabila aliran darah tersumbat total dapat terjadi serangan jantung, biasanya disebabkan oleh terbentuknya bekuan darah yang menutupi plak pada dinding pembuluh darah yang sudah pecah.
Penyebab Penyakit Jantung Koroner :
Dua penyebab utama terjadinya PJK adalah proses aterosklerosis atau ateroma dan proses trombosis.
Ateosklerosis
Penyakit jantung koroner disebabkan oleh terbentuknya plak di dalam arteri pembuluh darah jantung. Plak terdiri atas kolesterol yang berlebihan, kalsium, dan bahan lain di dalam pembuluh darah yang lama kelamaan menumpuk di dalam dinding pembuluh darah jantung (arteri koronaria) serta arteri di tempat lain. Proses ini disebut dengan pengerasan arteri atau atherosclerosis atau ateroma (lihat gambar atherosclerosis). Pada sebagian besar orang, plak mungkin saja sudah mulai terbentuk di masa kecil dan makin menumpuk sepanjang hidup.
Merokok, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol tinggi merupakan faktor resiko utama terjadinya penyakit jantung koroner.Trombosis adalah istilah medis untuk pembekuan darah, suatu proses alamiah untuk menghentikan perdarahan jika kita mengalami luka.Jika terjadi ateroma, dinding pembuluh darah tidak licin lagi, dan di tempat yang ada kerusakan ini sel-sel trombosit (untuk pembekuan darah) akan berkumpul menutupi kerusakan tersebut. Bekuan darah ini disebut dengan trombus. Jika kerusakannya kecil tidak terlalu berbahaya. Namun jika pembuluh darah menjadi sempit akibat ateroma, pembekuan darah sekecil apapun akan mengganggu aliran darah. Hal ini yang dapat menyebabkan nyeri dada atau angina. Pada serangan jantung, prosesnya sedikit berbeda. Timbunan lemak dalam pembuluh darah bukan hanya berisi lemak, namun juga jaringan bekas luka akibat adanya kolesterol. Ini akan membentuk fibrous cap (tutup fibrosa) di atas timbunan yang lebih keras daripada dinding pembuluh darah itu sendiri. Bila ada tekanan tiba-tiba dapat mengakibatkan kerusakan pada dinding pembuluh darah yang lebih parah. Akibatnya, timbul bekuan darah yang lebih besar, yang bisa menyumbat pembuluh darah itu (disebut sebagai proses trombosis), sehingga darah tidak bisa mencapai otot jantung, dan mengakibatkan kematian pada sebagian otot jantung.
Faktor Risiko
Faktor risiko untuk penyakit jantung dapat dibagi dalam dua bagian, yakni faktor “yang dapat diubah” dan faktor “yang tidak dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah antara lain, faktor genetika (keturunan), masalah gender: pria lebih banyak terkena PJK dibanding wanita, serta usia. Sedangkan faktor yang dapat diubah antara lain: merokok, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, kegemukan, stres, serta kurang berolahraga.
Usia dan Gender
Separuh dari yang terkena serangan jantung terjadi pada mereka yang berusia di atas 65 tahun, dan jumlahnya bertambah sesuai rata-rata pertambahan usia.Jumlah pria yang terkena PJK ternyata lebih banyak daripada wanita, terutama sebelum menopause. Penyebab yang tepat wanita jarang terkena PJK sebelum menopause belum diketahui secara pasti, namun tampaknya berhubungan dengan hormon esterogen yang tidak diproduksi lagi saat menopause.
Riwayat Keluarga
Jika dalam keluarga terdapat riwayat PJK terutama pada kedua orangtua yang terjadi sebelum usia 60 tahun, maka seseorang beresiko tinggi terkena PJK.
Makanan dan Kolesterol
Seperti telah dijelaskan sebelumnya aterosklerosis atau ateroma adalah penyebab utama PJK. Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyumbat arteri koronaria yang mensuplai oksigen dan nutrisi ke jantung. Inilah yang dapat menyebabkan serangan jantung. Semakin banyak lemak (terutama lemak hewan dan hasil susu) yang dikonsumsi, semakin tinggi kadar kolesterol dalam darah seseorang, dan semakin tinggi risiko terkena PJK.
Merokok
Zat-zat kimia dalam rokok dapat terserap ke dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke seluruh tubuh, dan mempengaruhi setiap sel tubuh. Zat-zat kimia ini sering menyababkan pembuluh darah menyempit dan membuat sel-sel darah yang disebut platelet atau trombosit menjadi lebih lengket, sehinga mudah membentuk gumpalan. Semakin banyak seseorang merokok, semakin tinggi risiko terkena PJK.
Penyakit yang Terkait dengan PJK
Tekanan darah tinggi (hipertensi). Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar tidak diketahui pasti (lihat bab mengenai hipertensi). Tetapi celakanya tekanan darah tinggi sering tidak menunjukkan gejala. Tekanan tinggi di dalam arteri (pembuluh nadi) akan merusak dindingnya dan merangsang timbulnya aterosklerosis atau ateroma. Jantung juga akan bekerja lebih keras untuk memompa darah yang bertekanan tinggi tanpa suplai oksigen yang mencukupi. Hal ini meningkatkan kemungkinan orang terkena angina atau serangan jantung.
Diabetes. Diabetes disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang berfungsi mengontrol penyebaran gula (glukosa) ke sel-sel di seluruh tubuh melalui aliran darah. Kadar gula dalam darah meningkat karena kurangnya insulin yang bertindak sebagai kunci pembuka masuknya gula ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan. Kelebihan kadar gula dalam darah ini dapat meningkatkan risiko gangguan di dalam peredaran darah termasuk PJK. Selain itu diabetes juga meningkatkan kadar lemak dalam darah, termasuk kolesterol tinggi yang menajdi faktor risiko terjadinya PJK juga.
Gejala Penyakit Jantung Koroner
Karena penyakit ini terbentuknya perlahan dan dalam waktu lama, kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka sudah memiliki penyakit yang parah. Jadi, kenali sejak dini apa saja gejala-gejala Penyakit Jantung Koroner.
Biasanya, gejala yang paling awal adalah nyeri dada, disebut juga angina, serta sesak nafas. Sayangnya, kadang-kadang serangan jantung yang menjadi tanda pertama penyakit ini. Menurut penelitian Framingham Heart selama 50 tahun, dari 50% pria dan 63% wanita yang meninggal mendadak karena penyakit jantung koroner (serangan jantung) tidak mempunyai gejala sebelumnya.
Nyeri dada (Angina)
Tidak semua nyeri dada disebabkan oleh PJK. Angina atau nyeri dada karena PJK timbul setelah melakukan aktivitas dan hilang ketika beristirahat. Rasa nyeri timbul karena otot jantung tidak mendapat oksigen cukup. Angina biasanya berlangsung selama 2-3 menit, tidak lebih dari 10 menit.
3 cara mengenali nyeri dada karena PJK:
Rasa nyeri yang tidak bertambah parah saat menarik nafas
Biasanya terasa di tengah dada, bisa menyebar ke sisi kiri, kedua lengan, atau ke leher dan rahang.
Dada terasa seperti sesak, terbakar, tertusuk-tusuk, atau tertekan.
Serangan Jantung
Rasa nyerinya sama dengan angina, namun tidak hilang bila beristirahat, malah bertambah parah. Mereka yang pernah mengalaminya mengatakan bahwa inilah rasa sakit paling buruk yang pernah mereka rasakan. Perbedaan antara angina dan serangan jantung adalah, jika angina timbul karena otot jantung kurang oksigen namun tidak sampai menimbulkan kerusakan, pada serangan jantung sebagian otot jantung menjadi mati akibat kekurangan oksigen.
Bagaimana Mendiagnosisnya?
Dokter akan bertanya tentang kemungkinan faktor risiko dan gejala-gejala yang timbul serta melakukan pemeriksaan fisik.
Jika ada kecurigaan ke arah penyakit jantung koroner, kemungkinan akan dilakukan tes tambahan untuk menegaskan diagnosa.
Tes pertama yang paling biasa dilakuakan ialah Elektrokardiogram (EKG atau ECG), yang mengukur sinyal listrik yang mengontrol irama denyut jantung, roentgen dada, pemeriksaan darah rutin, dan latihan EKG yang sering disebut "treadmill."
Dengan kateterisasi jantung atau coronary angiogram, yaitu pemeriksaan untuk melihat aliran darah ke otot jantung, dapat diketahui bagian mana dari pembuluh darah jantung yang tersumbat. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan penyingkiran sumbatan pada arteri koronaria, seperti pada operasi bypass atau angioplasty.
Tindakan Operasi
Tetapi, tidak sedikit penderita yang terpaksa harus menjalani pengobatan dengan operasi untuk memperbaiki aliran darah ke jantung. Operasi dilakukan pada penderita dengan kondisi sering mengalami nyeri dada yang sangat menggangu aktivitas yang ringan sekalipun.
Dokter akan menganjurkan pengobatan lebih lanjut seperti:
Angioplasty, yaitu prosedur operasi untuk membuka arteri koronaria yang tersumbat, dengan atau tanpa stenting. Bila tanpa stenting berarti hanya dengan memasukkan balon. Selama penempatan stent, tabung kecil berkawat halus dimasukkan ke dalam arteri koronaria dan akan memuai selama proses angioplasty.
Atherectomy, yaitu prosedur operasi dengan cara menyingkirkan lemak dan kalsium yang menumpuk di arteri koronaria yang mensuplai jantung.
Menjaga Kesehatan Jantung
Nah, udah mulai ngebayanginkan gimana caranya supaya jangan sampai terkena penyakit jantung koroner ini. Bagi yang belum pernah merasakan serangan jantung, sebaiknya lakukan pencegahan sedini mungkin dengan menjaga kesehatan jantung. Namun apabila seseorang sudah pernah terkena serangan jantung, banyak cara yang bisa dilakukan agar serangan tidak terulang kembali.
Ini ada beberapa tips untuk menjaga kesehatan jantung sejak dini, simak ya
Menurunkan Kolesterol. Dengan diet yang cermat, kadar kolesterol dapat turun 10-20 persen, namun jika harus diturunkan lebih dari itu, biasanya dikombinasikan dengan pemberian obat-obatan oleh dokter.
Memperbaiki Makanan. Mengubah jenis makanan yang bisa dimakan tidaklah mudah, namun penting untuk mengurangi risiko terulangnya serangan jantung.
Beberapa langkah untuk makan secara sehat antara lain:
Kurangi jumlah lemak dalam makanan anda.
Gantilah lemak dari hewan dan susu dengan minyak sayur.
Makanlah buah dan sayuran segar paling sedikit 5 porsi sehari.
Teruskan diet mengurangi berat badan yang wajar, bila perlu.
Perbanyak makanan kaya serat seperti roti gandum, beras merah, dan sereal untuk sarapan.
Berhenti Merokok. Anda harus berhenti merokok sama sekali. Bila hanya mengurangi jumlahnya atau mengubah jenisnya, risikonya hampir tidak berkurang.
Mengurangi Stres
Berhenti Konsumsi Alkohol
Berhenti mengkonsumsi alkohol dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, dan gangguan fungsi hati (liver).
Olahraga Teratur. Penelitian di Amerika dan Eropa menunjukan bahwa olahraga teratur (20 menit, 2-3 kali semin